Index of Gitar Caramel Tinggal Kenangan Dj Remix Mp3 Song. Posted on February 21, 2018 by Lauraine 88 out of 100 based on 609 user ratings.
The Star of David Orange Is the color of my coat With matching muffler That I got as a present Before the war. Dora got the same set, Only larger and in blu The Star of David Orange Is the color of my coat With matching muffler That I got as a present Before the war. Dora got the same set, Only larger and in blue. Yellow Is the color of The felt six-pointed star That is sewn onto my coat.
It is the law That all Jews have to wear the Star of David When they leave their house, Or else be arrested. I wish I could Rip the star off (Carefully, stitch by stitch, so as not to ruin My lovely coat), Because yellow is meant to be A happy color, Not the color of Hate.
Termasuk novel coming-of-age klasik, buku ini menarik karena tokoh-tokohnya yaitu keluarga Mortmain, tinggal di sebuah istana. Bukan, mereka bukan kel Termasuk novel coming-of-age klasik, buku ini menarik karena tokoh-tokohnya yaitu keluarga Mortmain, tinggal di sebuah istana. Bukan, mereka bukan keluarga bangsawan.
Jangan bayangkan istana yang megah dengan lusinan pelayan, istana yang mereka tinggali adalah istana yang sudah lama diabaikan, dan malah ada bagian yang hanya tinggal puing-puing. Namun pemandangan di sekitar istana itu sangat indah, dan ada danau yang bisa direnangi saat musim panas. Setiap karakter di dalam novel ini sangat menarik dengan kekhasannya masing-masing, namun yang menjadi sentral adalah kakak-beradik Rose dan Cassandra. Rose yang tertua, paling cantik, dan sudah capek hidup miskin. Cassandra tidak secantik Rose, tapi dialah yang menjadi tokoh utama dalam novel ini, yang akan kita lihat jatuh cinta dan berkembang menjadi lebih dewasa. Suatu hari, keturunan dari pemilik istana yang mereka tinggali datang.
Mereka adalah kakak beradik Simon dan Neil Cotton yang berasal dari Amerika, dan Rose langsung melihat Simon sebagai kesempatan untuk keluar dari hidup keluarganya yang miskin. Sulit meringkas plot novel ini dalam satu paragraf karena cukup kompleks. Namun ada banyak bagian yang menghibur, misalnya ketika Rose dan Cassandra dikejar-kejar karena dikira beruang, padahal mereka hanya mengenakan mantel bulu beruang warisan bibi mereka yang nyentrik. Walaupun saya agak merasa meh dengan endingnya, saya cukup menikmati novel ini, apalagi deskripsi keindahan alamnya yang khas Inggris. Suka bangeeeet. Review lengkap menyusul.
Kalo mood nulis muncul XD. Sarah-tokoh utama dalam kisah ini-sama sekali bukan tipikal tokoh utama dalam novel-novel romatis. Dia tidak langsing, malah cenderung gemuk. Rambut Sarah-tokoh utama dalam kisah ini-sama sekali bukan tipikal tokoh utama dalam novel-novel romatis. Dia tidak langsing, malah cenderung gemuk. Rambutnya tidak berkilau keemasan dan selembut sutra, tapi ikal dan liar seperti rambut Medusa. Sarah mengalami krisis pede akut jika berhadapan dengan cowok (ganteng).
Dan dia membaca terlalu banyak novel roman, yang hanya membuat Prince Charming complex yang diidapnya ini makin parah. Awalnya Chel, sahabat karibnya, yang memprovokasi Sarah untuk berkuliah di kampusnya.
Di kampus ini, konon ada seorang manusia yang sangat terkenal, berjenis kelamin laki-laki, dan dia luar biasa tampan. Dia adalah Asisten Dosen dalam kelas sejarah seni.
Sang Asisten Dosen, sebagaimana Sarah menggambarkannya, punya ketampanan ala orang Iran, laksana Dewa dari Timur Tengah. Tak dinyana, dalam kelas yang sama pula, Sarah bertemu dengan makhluk yang tak kalah tampannya dari sang Asisten Dosen. Sarah menyebutnya Adonis (salah satu dewa dalam mitologi Yunani yang melambangkan ketampanan). Dasar Sarah yang malang, ia gelagapan ketika harus menghadapi si Adonis yang sedang mengkoordinir kelompok belajar. Padahal Adonis-nama sebenarnya Ben:D-sebenarnya sangat-sangat baik. Lama-kelamaan hubungan Sarah dan Ben semakin dekat.
Ben mengantar Sarah pulang sehabis kelompok belajar, main ke apartemennya, mereka bermain gitar bersama, makan es krim bersama, dan Ben mengajak Sarah ke acara pernikahan kakaknya di rumah orang tuanya. Belum lagi Ben selalu mengirim SMS dan menelponnya. Sarah rasa-rasanya tak percaya semua ini. Bagaimana mungkin-Ben yang setampan dewa Yunani ini, bisa tertarik padanya-cewek aneh yang sama sekali tidak menarik? Tokoh utama dalam novel romantis sama sekali tidak mirip diriku, pikir Sarah. Mereka cantik, tinggi langsing, anggun, dan punya rambut berkilau seperti mutiara yang tergerai lembut sepanjang punggung.
Mereka bisa membuat laki-laki manapun bertekuk lutut hanya dengan mengibaskan rambut atau mengerjap-ngerjapkan mata. Teman-temannya menyebut Sarah sedang pacaran dengan Ben, tapi dia menolak mempercayainya. Ben mulai merasa insecure karena Sarah tidak merespon segala perhatian yang diberikan Ben kepadanya. Sementara Sarah begitu takut bahwa semua ini hanya permainan, dan ia akan berakhir dipermalukan seperti pengalaman di masa lalu. Novel ini punya happy ending dan ceritanya cukup gampang ditebak, tapi seru juga mengikuti ke-o'on-an Sarah menuju happy endingnya, hehehe.
Ini bukan novel romantis biasa. Itu kalimat tagline yang tercetak di bagian atas cover buku. Dan kurang lebih saya setuju (walaupun saya sangat jarang membaca novel romantis:p), karena: 1. Buku ini mbanyol sangat, mampu bikin saya cekikikan sendiri ketika membacanya, cukup menghibur lah. Tokoh utama perempuannya sama sekali bukan heroine, tapi cewek yang dorky dan o'on gak ketulungan terutama jika berhadapan dengan cowok. Punya pesan moral yang bagus.
Bahwa setiap cewek harus percaya diri dengan diri mereka masing-masing. Dan setiap cewek layak mendapatkan cowok yang pantas bagi mereka. And never take the one you love for granted, you might regret it. Saya suka warna-warna di covernya. Saya suka dengan tokoh Ben yang 'sempurna tapi sebenarnya tidak sempurna-sempurna banget'.
He was so lovable, dan resmi menjadi kandidat untuk masuk daftar Top 5 Book Crushes tahun 2012. Karena saya membaca buku ini berbarengan dengan nonton film, malah kebayang Ben itu seperti salah satu aktor yang main di film itu, yang punya nama Nicholas D'Agosto:p Ada satu kalimat di hal.
115 yang saya suka, tidak disangka bisa muncul dalam novel roman jaman sekarang ini: 'Kau tidak bisa membiarkan orang-orang ini-bahkan yang benar-benar asing-untuk melihatmu bersama Ben jika hubungan kalian sewaktu-waktu tidak berhasil. Kau benar-benar yakin bahwa seharusnya kau tidak boleh terlihat dalam situasi romantis dengan orang yang tidak akan menjadi suamimu.'
Tiga bintang untuk novel romantis nan konyol ini! Dari awal tau tentang buku ini aku udah tertarik, aku suka historical fiction soalnya;) seneng banget pas dapat swap dari Sulis, pas selesai membaca Dari awal tau tentang buku ini aku udah tertarik, aku suka historical fiction soalnya;) seneng banget pas dapat swap dari Sulis, pas selesai membaca jg nggak kecewa:)) -update 12 Jun 2011- Malang benar nasib para perempuan yang hidup di Italia pada awal abad keempat belas. Hanya ada dua pilihan hidup bagi mereka: kalau tidak menjadi seorang istri, berarti menjadi biarawati. Kalaupun bekerja, paling-paling sebagai pelayan. Setiap perempuan yang menunjukkan kemampuan di bidang lainnya misalnya dalam bidang medis, hukum, dan sastra (yang di masa itu hanya dikuasai kaum lelaki), dianggap sebagai penyihir dan terancam menemui ajal di tiang pembakaran. Namun Alessandra Giliani, putri seorang pengusaha percetakan di Persiceto, Italia, yang dikaruniai otak cemerlang, bukanlah seorang perempuan biasa.
Ia telah membaca semua buku di perpustakaan ayahnya tapi tetap ingin untuk belajar lebih banyak hal lagi. Peristiwa kematian ibunya setelah melahirkan adik bungsunya memicu hasrat menggebu di hati Alessandra untuk menuntut ilmu kedokteran di universitas Bologna, yang sebenarnya tidak mungkin dilakukan, karena menjadi mahasiswa adalah “haram” bagi seorang perempuan di masa itu.
Mengapa Tuhan memberinya hasrat dan benak yang selalu bertanya-tanya jika Tuhan tidak menghendaki dia menggunakannya? Mengapa dunia dan seluruh Alam terhampar bagaikan sebuah buku terbuka, menunggu untuk dibaca dan dipahami, jika sang Pencipta tidak menginginkannya mengungkap rahasia-rahasia dan memahami kebijaksanaan di dalamnya? Pada usia lima belas tahun, Alessandra dikirim ke biara oleh Ursula, ibu tirinya, untuk disiapkan menjadi seorang istri. Alessandra merana karena merasa terkucil di biara suram itu, dan ia ogah menikah karena masih bermimpi pergi ke Bologna untuk belajar anatomi tubuh manusia. Dan juga ia sama sekali tidak tahu menahu dengan siapa ia dijodohkan, bisa saja dengan seorang pria tua botak, begitu pikirnya dengan jijik. Suatu hari di biara, Alessandra menerima pesan untuk kembali ke rumahnya di Persiceto. Ia tahu bahwa ini berarti pernikahan akan segera dilangsungkan.
Namun alih-alih pulang ke rumah dan menjadi pengantin, ia malah melarikan diri ke Bologna dan menyamar menjadi seorang pemuda untuk mewujudkan mimpinya menjadi mahasiswa kedokteran. Beruntung bagi Alessandra karena memiliki Nicco, kakak lelaki yang sangat menyayangi dan memahaminya. Berkat bantuan Nicco dan Giorgio, seorang karyawan percetakan ayahnya, rencana nekat Alessandra dapat terwujud. Selanjutnya Alessandra dikenal sebagai Sandro, dan kepandaiannya yang menonjol dengan cepat membuatnya menjadi salah satu mahasiswa paling ternama di universitas, walaupun dianggap kemayu (mirip perempuan) oleh teman-temannya. Pada masa itu, lazim untuk beberapa mahasiswa yang paling menonjol untuk mendapat kehormatan tinggal di rumah dosen yang mengajar mereka. Seorang dokter terkenal bernama Mondino de’ Liuzzi memberikan privilese itu kepada tiga orang mahasiswa yaitu Bene, Otto Agenio, serta Sandro sendiri.
Bene adalah seorang pemuda miskin yang beruntung bisa menjadi mahasiswa di Bologna dengan dibiayai hasil patungan orang-orang di desanya. Sedangkan Otto adalah seorang pemuda kaya yang tampan dan berkepribadian hangat. Bene secara tak sengaja mengetahui rahasia Sandro dan mengancam akan membongkarnya, namun segera dicegah Sandro dengan suap; sedangkan Otto sudah menaruh perhatian kepada Sandro dari pertama kali mereka bertemu. Alessandra – dibalik topeng Sandro – merasakan jantungnya berdebar-debar setiap kali berdekatan dengan Otto.
Semua ini membuat Alessandra bingung setengah mati. Ia takut Bene suatu saat akan membongkar rahasianya. Dan bagaimana mungkin ia dapat memiliki suatu hubungan romantis dalam keadaan seperti yang sedang dijalaninya ini? Bagaimana pula dengan keluarganya yang belum mengetahui rahasia nekatnya, dan apa yang terjadi dengan tunangan yang telah dipilih oleh ayahnya untuk Alessandra? ### adalah sebuah novel yang berusaha menghidupkan kembali sosok Alessandra Giliani, ahli anatomi perempuan pertama yang pernah hidup di Italia pada awal abad ke-14. Semasa hidupnya Alessandra tak mau menyerah pada keadaan dan terus berjuang mewujudkan impiannya, walaupun akhirnya ia tak mempunyai banyak waktu untuk menikmati hidupnya karena kelelahan bekerja membuatnya meninggal pada usia 19 tahun.
Sang penulis, Barbara Quick, menulis novel tentang Alessandra Giliani setelah menemukan sekelumit informasi tentangnya secara tak sengaja, saat sedang meneliti kehidupan dan hasil karya seorang ahli anatomi perempuan lain yang hidup pada abad ke-18. Selanjutnya, penulis melakukan riset mengenai kehidupan dan tatanan sosial yang berlaku pada abad ke-14, dan hasilnya, Alessandra dan tokoh-tokoh lainnya menjadi hidup dalam novel yang merupakan gabungan antara fiksi, sejarah, drama, dan romansa ini. Saya secara pribadi menyukai buku ini karena mengenalkan sosok yang sebelumnya belum pernah dikenal dunia, nilai-nilai yang dapat diambil dari kegigihan Alessandra dalam meraih cita-citanya, dan juga kemauannya untuk bekerja keras dalam bidangnya, membuktikan bahwa perempuan memiliki kapasitas yang setara dengan laki-laki. Jadi ceritanya begini. Buku ini dikasih sama Dion waktu kopdar sama BBI-ers Jogja (yang cuma 2 orang yaitu Dion dan Oky) bulan April 2012 lalu. Kare Jadi ceritanya begini.
Buku ini dikasih sama Dion waktu kopdar sama BBI-ers Jogja (yang cuma 2 orang yaitu Dion dan Oky) bulan April 2012 lalu. Karena buku yang dibawa buat bekal travelling waktu itu udah habis (waktu itu bawa Pope Joan), akhirnya di perjalanan pulang saya mulai baca buku ini. Selama perjalanan kalo nggak salah habis separuh, trus besoknya buku ini udah habis saya lahap.
Buat saya, buku ini tergolong buku 'manis'. Karakter-karakternya manis, ceritanya manis, bahasanya manis, endingnya pun manis.dan kemudian saya kena diabetes. Nah, saya bukan termasuk penyuka buku manis.
Saya lebih suka yang pedes, pait, asem, ato malah kecut.eh ini ngomongin buku lhoo ya bukan makanan ato bebauan. XD FYI, buku yang lagi saya baca skrg, A Tree Grows in Brooklyn, itu menurut saya buku yang agak pedes-pedes kecut. Banyak yang bilang Pollyanna ini mirip Anne of Green Gables. Saya cuma pernah baca versi manga Anne, dan sepertinya bakal lebih suka sama Anne daripada Pollyanna karena paling nggak saya bisa ketawain kelebayannya Anne. Jadi kesimpulannya, cukup 2 bintang dari saya buat Pollyanna yang beranjak dewasa. N.B.: review nggak niat ini ditulis sebagai bukti kalo saya udah baca buku ini, karena buku ini saya masukkan di reading challenge Name in a Book 2012 nya Mbak Fanda. Sekian dan terima salah satu buku yang ada di wishlist.
Menyelesaikan membaca buku ini penuh perjuangan! Tapi bukan karena bukunya jelek lho.;-) Yang pertama, saat saya mulai baca buku ini mood mema Phew! Menyelesaikan membaca buku ini penuh perjuangan!
Tapi bukan karena bukunya jelek lho.;-) Yang pertama, saat saya mulai baca buku ini mood memang lagi jelek dan kejenuhan menyerang setelah baca Jane Eyre setebal 688 halaman. Kedua, setelah sampai dengan selamat (walaupun agak kepayahan) di hal.
368, betapa kagetnya saya ketika melihat halaman di sebelah 368 bukan 369, tapi 385!!! Emosi rasanya naik ke ubun-ubun, pas lagi seru-serunya lha kok halamannya loncat! Esok harinya saya ke Togamas Diponegoro Surabaya untuk menukar buku yang cacat itu. Syukurlah dengan pelayanan dari staff Togamas Dipo yang memuaskan, saya akhirnya membawa pulang copy The Iron King pengganti, walau buku yang lama sudah sempat saya coret-coret dengan nama dan paraf saya!;-p. (untunglah juga saya masih nyimpen bukti pembeliannya, moga jadi pelajaran buat teman-teman, sehabis beli buku, bukti pembeliannya jangan langsung dibuang yah!) Oke, cukup cuap-cuapnya, back to the review. 'Kaupikir tidak ada yang namanya faery di dunia ini? Kami ada dimana-mana, di tempat tidurmu, di lotengmu, berpapasan denganmu di jalan.'
MEGHAN CHASE mengira dirinya hanya seorang remaja biasa, sampai ia berulang tahun yang keenam belas. Hal-hal aneh mulai terjadi padanya, dan keanehan itu memuncak ketika adik tirinya, Ethan, bertingkah seperti seekor binatang buas. Betapa kagetnya Meghan ketika Robbie, sahabatnya, mengatakan bahwa Ethan telah diculik kaum faery, dan makhluk yang ada dirumah Meghan adalah changeling. Bahkan, Robbie sendiri pun adalah faery yang bernama asli Robin Goodfellow atau lebih sering dipanggil Puck! Maka demi menyelamatkan adiknya, Meghan dan Puck pergi ke Nevernever, rumah segala kaum faery atau fey. Nevernever terbagi menjadi 2 teritorial, Istana Musim Panas/Istana Terang adalah daerah kekuasaan Raja Oberon dan Ratu Titania, sedangkan Istana Musim Dingin/Istana Gelap dikuasai oleh Ratu Mab. Meghan dan Puck menempuh perjalanan yang penuh bahaya menuju ke Istana Terang, dikejar-kejar oleh berbagai makhluk fey, juga diburu oleh putra termuda Ratu Mab, Pangeran Ash, yang sangat tampan sekaligus dingin.
Seekor cait sith bernama Grimalkin juga menyertai perjalanan mereka (kalau kamu penasaran apa itu cait sith, coba ingat-ingat tokoh Cheshire Cat di Alice in Wonderland, makhluk seperti itulah si Grimalkin ini). Sesampainya mereka di istana Terang, Meghan mengetahui kebenaran yang sangat mengagetkan mengenai dirinya. Dan ternyata Ethan tidak ada di Istana Musim Panas maupun Istana Musim Dingin, namun diculik oleh oknum yang disebut Raja Besi. Tanpa ada yang tahu, suatu kaum fey baru telah lahir, yaitu fey besi, yang terbentuk dari mimpi-mimpi manusia akan teknologi. Kehadiran mereka mengancam eksistensi kaum fey yang sudah ada selama berabad-abad lamanya! Berhasilkah Meghan menyelamatkan adiknya?
Dan bagaimana nasib Faeryland yang kian hari kian sekarat karena digerogoti keberadaan fey besi? ### karya adalah novel bergenre fantasy/young adult yang menurut saya, komplit. Mengapa komplit? Karena begitu banyak makhluk faery yang muncul dalam buku ini, mulai dari changeling, troll, sidhe, dwarf, redcap, ogre, siren, gremlin, cait sith, pixie, dan lain-lain. Penulis dengan jempolan menggambarkan faery, demikian juga deskripsi masing-masing makhluk fey yang beda jenisnya, beda pula karakternya.
Ketegangan dalam adegan-adegan aksinya pun berhasil dibangun dengan baik. And last but not least, adegan romantis yang ada juga mampu membius pembaca, apalagi karena cinta yang tumbuh antara Meghan dan Ash jelas-jelas adalah forbidden love, mengingat sebenarnya mereka adalah musuh. Perlu dicatat, meskipun buku ini berlabel Harlequin Teen, pembaca tidak akan menemukan adegan romantis sebelum pertengahan buku. Beberapa hal menarik dari dunia faery a la Julie Kagawa antara lain: 1. Dalam dunia faery, perjanjian adalah sesuatu yang sangat mengikat, sehingga tak mungkin melanggar janji tersebut.
Maka membuat perjanjian dengan faery sangat-sangat tricky karena mereka cenderung memanfaatkan hal ini untuk menjeratmu dan meminta hal-hal seperti kenangan terindah yang kau miliki, atau bahkan anak pertamamu. Kaum faery dapat eksis karena mendapat energi dari mimpi-mimpi manusia. Nah, seiring dengan perkembangan teknologi, impian-impian manusia pun bergeser, menjadi impian-impian yang sarat teknologi. Inilah yang melatarbelakangi lahirnya fey besi.
Ide tentang fey besi ini sangat brilian sekaligus menyadarkan kita, bahwa di satu segi teknologi sangat membantu kehidupan manusia, namun di sisi lainnya teknologi telah begitu rupa menggerus sisi-sisi kemanusiaan tertentu kita sehingga tempat bagi mimpi dan imajinasi semakin sempit dalam benak manusia. Karakter Oberon, Titania, dan Puck diambil dari, dongeng karya sang master komedi dan tragedi asal Inggris, William Shakespeare. Saya hanya membaca versi Saddleback Illustrated Classics dari karya ini, karena kalau membaca versi aslinya yang berbahasa Inggris 'jadul' otak saya bisa-bisa njarem, hehehe. Julie Kagawa mencomot karakter-karakter dongeng klasik ini dengan gaya yang segar. Saya sebenarnya bisa sangat menikmati membaca buku ini, jika tidak terganggu oleh banyaknya typo. Terjemahannya juga lumayan, walaupun di beberapa bagian tetap membuat saya mengangkat sebelah alis, karena rasanya kok kurang pas.
Kemudian, tidak adanya catatan kaki mengenai berbagai macam makhluk faery itu, cukup menyulitkan bagi pembaca yang tidak mau repot-repot googling untuk mencari tahu deskripsi makhluk-makhluk itu. Alangkah baiknya kalau ada ilustrasi yang menjelaskan penampilan fisik makhluk-makhluk khayalan tersebut (Eh tapi, ilustrasi di novel fantasy young adult, relevan nggak yah?
Semoga hal-hal ini dijadikan PR oleh Penerbit Kubika sehingga ketika buku kedua, yang berjudul terbit, gangguan-gangguan ini sudah bisa diatasi, karena sungguh seri Iron Fey ini merupakan buku fantasi yang luar biasa sehingga sayang jika terganggu oleh typo dan terjemahan yang kurang pas. Sukaaaaaaa banget sama buku ini!:) ♥ Ceritanya tentang Jerusha 'Judy' Abbott, si gadis yatim piatu dari Panti Asuhan John Grier, yang mendadak dibiaya Sukaaaaaaa banget sama buku ini!:) ♥ Ceritanya tentang Jerusha 'Judy' Abbott, si gadis yatim piatu dari Panti Asuhan John Grier, yang mendadak dibiayai untuk belajar di perguruan tinggi secara anonim oleh seorang anggota Dewan Panti, dengan tujuan utama untuk mendidik Judy menjadi seorang penulis. Syaratnya, setiap bulannya Judy harus melapor kepada Mr. John Smith (atau Daddy-Long-Legs, panggilan yang diberikan Judy padanya) mengenai perkembangan studinya selama di kampus dalam bentuk surat. Ternyata, sekali menulis untuk D.D.L., Judy tidak bisa berhenti.
Selain perkembangan studinya, Judy juga menulis tentang kesehariannya, orang-orang yang ia temui, dan ia juga curhat tentang perasaannya, dan bahkan ia menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang kadang terasa konyol dan kurang sopan tentang sang Daddy. Saya ngakak membaca surat Judy yang menanyakan apakah sang Daddy botak atau tidak, dan banyak bagian lain dari surat-surat Judy yang sangat menghibur.
Saya terutama senang membaca surat Judy ketika ia memberitahu Daddy-nya bahwa ia sedang membaca buku, misalnya Jane Eyre atau karya-karya Robert Louis Stevenson. Analisanya tentang Bronte bersaudara menarik juga!
Dan endingnya. Manis banget euuuuyyyy:D Pingin liat versi filmnya;)).spoiler alert. DYSTOPIA. Produk dari kekuatan imajinasi manusia yang setelah mencapai utopia, masih belum puas juga dan akhirnya mengoyak batasan-b.spoiler alert. DYSTOPIA. Produk dari kekuatan imajinasi manusia yang setelah mencapai utopia, masih belum puas juga dan akhirnya mengoyak batasan-batasan akal sehat dan meraih impian yang liar dan gila dengan memutarbalikkan utopia. Mengapa harus ada dystopia?
Apakah karena manusia semakin lama semakin jahat? Atau karena kemanusiaan kita makin lama makin digerogoti teknologi? Apakah karena Bumi sudah semakin tua, lelah, rusak parah akibat perbuatan manusia? Inilah dunia dystopia yang diciptakan Suzanne Collins melalui trilogi The Hunger Games. Collins mengubah wajah negara yang tadinya adalah Amerika menjadi Panem, negara dengan tiga belas distrik dibawah pemerintahan ibukota Capitol. Jika di dua buku pertama trilogi ini, The Hunger Games dan Catching Fire, pembaca banyak disuguhi aksi mendebarkan dalam permainan maut Hunger Games dan Quarter Quell, maka Mockingjay sebagai sekuel penutup tidak kalah banyak menyimpan aksi. Namun sayangnya aksi yang dimiliki Mockingjay cenderung dingin dan tak berperasaan.
Cerita masih berpusat pada Katniss Everdeen, pemenang dari Distrik Dua Belas, yang kali ini dielu-elukan sebagai simbol pemberontakan, sang Mockingjay. Setelah diloloskan dari Quarter Quell oleh kelompok pemberontak dari Distrik Tiga Belas yang sebelum ini diyakininya sudah musnah, setelah memulihkan keadaan fisiknya Katniss menjalani sesi-sesi latihan dalam kota bawah tanah di Distrik Tiga Belas untuk menjadikannya seorang pejuang. Prajurit Everdeen.
Distrik Tiga Belas sungguh aneh. Semua orang berpakaian sama, berwarna abu-abu membosankan. Ada jadwal yang ditato di tanganmu yang memberitahumu apa saja yang akan (dan harus) kau lakukan hari ini. Makanan dijatah dan diberikan tanpa variasi, jangan harap bisa makan enak disini. Sama sekali tidak ada hiburan. Semua orang terkungkung di bawah tanah, yang mana beberapa orang tidak bisa menyukainya, termasuk Katniss yang suka berburu di hutan.
Dan Tiga Belas memiliki Presiden Coin, pemimpin wanita yang penuh perhitungan, namun sebenarnya tidak kalah kejam dari Presiden Snow. Siapakah Katniss dalam Mockingjay? Rasanya kok nggak jelas.
Meskipun dialah simbol pemberontakan, dan apapun yang ia lakukan berdampak kepada Capitol dan seluruh Panem. Katniss sudah amat lelah secara fisik dan mental setelah melalui Hunger Games dan Quarter Quell, ditambah dengan kehilangan orang-orang yang dicintainya, dan dalam Mockingjay bebannya menjadi semakin berat karena setiap perbuatannya memiliki konsekuensi bahwa ada yang akan dihukum, entah orang itu dekat dengannya atau tidak. Si gadis yang terbakar jadi melempem dalam buku final ini. Peeta berubah 180 derajat. Ia ditahan dan disiksa sedemikian rupa oleh Capitol, dan kemudian para pemberontak berhasil menculiknya dan membawanya ke Tiga Belas, hanya untuk menghadapi anak lelaki yang telah kacau pikirannya. Peeta telah dibajak.
Segala kenangan masa lalunya, terutama yang berhubungan dengan Katniss, diobrak-abrik dengan racun tawon penjejak. Peeta yang baru ini melihat Katniss sebagai mutt (makhluk buas ciptaan Capitol), dan bernafsu membunuhnya. Katniss depresi. Menderita gangguan mental.
Namun sementara itu ia terus berperang bersama para pemberontak, merebut distrik-distrik. Seakan luka-luka yang dideritanya belum cukup banyak saja. Katniss menjadi boneka Coin, sang Mockingjay yang menyulutkan api pemberontakan ke seluruh distrik. Namun ia belum mengetahui, bahwa Coin punya rencana lain terkait dengan dirinya. Katniss punya satu tujuan yang menguasai benaknya, yaitu membunuh Presiden Snow dengan tangannya sendiri. Gale selalu ada disampingnya selama perjuangan, namun juga ada Peeta dengan pikirannya yang kacau. Di saat-saat paling tak memungkinkan inilah, Katniss akhirnya bisa menentukan perasaannya ditujukan kepada siapa.
Tapi percuma saja ia memilih, karena ia tahu dirinya, Peeta, Gale, beserta semua orang lain yang terlibat perjuangan, tidak ditakdirkan untuk tetap hidup. Kejam, dingin, brutal, sadis, melelahkan. Itulah Mockingjay. Penutup trilogi Hunger Games yang fenomenal ini jujur saja tidak memenuhi ekspektasi saya.
Akhir dari perang di Capitol malah jadi antiklimaks. Penulis tidak menjabarkan banyak tentang perkembangan hubungan Katniss-Peeta, walaupun sudah membukanya dengan menarik dengan membuat ingatan Peeta kacau. Endingnya menguap begitu saja, walaupun epilognya cukup manis. Sang Mockingjay melakukan penerbangan terakhirnya dengan kelelahan luar biasa, dengan kondisi fisik dan mental yang sudah luluh lantak. Kemudian ia kandas begitu saja di tanah.
Pada akhirnya, saya memberi 3 bintang buat Mockingjay, karena penulisan Collins masih mengagumkan dengan segala detailnya. Dialog penutup Katniss-Peeta tidak akan mudah dilupakan. “You love me. Real or not real?” I tell him, “Real.” Hanya tinggal satu pertanyaan tersisa buat kita renungkan. Akankah suatu saat nanti, di saat dunia sudah sedemikian rusaknya dan tak bisa dikendalikan lagi, dystopia versi Collins menjadi nyata? Dan The Hunger Games pun berlanjut.
Katniss Everdeen dan Peeta Mellark keluar sebagai pemenang Hunger Games ke-74. Untuk pertama kalinya dalam 74 tah Dan The Hunger Games pun berlanjut. Katniss Everdeen dan Peeta Mellark keluar sebagai pemenang Hunger Games ke-74. Untuk pertama kalinya dalam 74 tahun, Hunger Games punya dua pemenang. Distrik 12 dibanjiri hadiah karena kemenangan mereka tentu saja, tapi di balik semua itu masih ada bahaya mengintai. Capitol tidak senang.
Semua karena buah berry beracun yang mereka pegang tepat sebelum diumumkan sebagai pemenang. Capitol menganggap itu sebagai tindakan yang dapat memicu pemberontakan. Dan benar saja, tanpa Katniss dan Peeta sadari, api pemberontakan mulai tersulut dimana-mana. Hunger Games ke-75 semakin mendekat, dan setiap 25 tahun Panem merayakan versi lebih kejam dari Hunger Games yang disebut Quarter Quell. Quarter Quell 25 tahun yang lalu saat Haymitch menjadi pemenang, pesertanya bukan hanya 24 orang namun dua kali lipatnya. Dan kali ini.
Quarter Quell ketiga akan mengambil peserta dari para pemenang yang masih hidup. Katniss dan Peeta pun kembali ke arena. Buku ini sama bagusnya dengan buku pertama. Jalan ceritanya tak terduga, penuh action, dan endingnya membuat penasaran.
Versi terjemahan Indonesia dari buku ketiga, Mockingjay, rencananya akan terbit awal 2011, tapi mungkin saya akan 'mengintip' sedikit dari ebook Mockingjay yg saya temukan. Penasaran sih! Astaga, kata apa lagi yg bisa mendeskripsikan buku ini? Hanya butuh dua hari bagi saya untuk menyelesaikan buku ini, ditengah Astaga, kata apa lagi yg bisa mendeskripsikan buku ini? Hanya butuh dua hari bagi saya untuk menyelesaikan buku ini, ditengah2 kesibukan sehari2.
Rasanya karena saya tergolong tipe pembosan, ketika membaca buku yg kisahnya drama yang minim 'lompatan2' saya pun mudah bosan dan akhirnya lama untuk menyelesaikannya. Tapi tidak ketika saya membaca buku ini. Ini adalah salah satu dari sedikit buku yang bisa membuat saya tak mampu meletakkannya, dan berusaha menghabiskannya secepat mungkin. Di suatu saat di masa depan, Amerika Utara sudah tidak ada lagi dan negara Panem berdiri sebagai gantinya. Panem mempunyai ibukota yang mentereng bernama Capitol, dan tiga belas distrik yang mengelilinginya. Suatu saat terjadi pemberontakan melawan Capitol dan Distrik 13 binasa. Setelah pemberontakan, Capitol mengadakan The Hunger Games bagi kedua belas distrik yang tersisa, untuk terus mengingatkan mereka bahwa keselamatan jiwa mereka sesungguhnya tergantung pada belas kasihan Capitol.
Maka setiap tahunnya, satu anak lelaki dan satu anak perempuan berusia 12 hingga 18 tahun dipilih dari setiap distrik, untuk bertarung di arena yang ditentukan sampai hanya satu orang yang tetap hidup dan selamat. Dan pertarungan mereka ditayangkan di televisi di setiap rumah di Panem. Begitu setiap tahunnya, namun The Hunger Games ke-74 menjadi yang tidak terlupakan ketika Katniss Everdeen dan Peeta Mellark menjadi peserta terpilih dari Distrik 12. Dari sini saja calon pembaca buku ini bisa merasakan bahwa buku ini seru. Ide yang orisinal, ketegangan yang tercipta dalam setiap aksi dalam buku ini membuat saya kagum akan Suzanne Collins sang penulis, juga Hetih Rusli yang menerjemahkan buku ini ke bahasa Indonesia dengan sangat mulus bahkan hampir tanpa cacat.
Bosan dengan drama, roman, cerita vampir, chicklit, cerita detektif, Harry Potter atau apapun yang sedang 'booming' untuk dibaca? Penggemar fiksi harus membaca buku ini.:).